Sabtu, 09 Mei 2009

Konsep Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab

BAB I

PENDAHULUAN


Mengajar merupakan suatu kegiatan yang sangat memerlukan keterampilan propesional dan banyak sekali dari apa yang harus dikerjakan oleh guru dan instruktur baik di dalam maupun di luar kelas melibatkan pengambilan berbagai keputusan.

Dari masa lampau, banyak dari keputusan-keputusan ini diambil hanya berdasarkan pemikiran ala kadarnya saja dari waktu ke waktu. Pendekatan seperti ini untuk masa sekarang ini tidak mungkin lagi dapat dilakukan. Pentingnya pengambilan keputusan yang memadai oleh guru untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Adalah merupakan karakteristik yang penting dalam proses belajar mengajar, pada hakekatnya keputusan-keputusan ini sering tidak jelas menampak untuk bertumbuh lebih kompleks, apalagi faktor-faktor yang terlibat sering sulit dapat diterapkan semuanya ini menuntut adanya peningkatan propesionalisme dari pihak guru.

Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru atau pengajar adalah mengelola pengajaran serta lebih efektif, dinamis, efisien dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara 2 subjek pengajaran. Guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab.

Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab adalah suatu upaya untuk mengatur (memenej, mengendalikan) aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran khususnya dalam Bahasa Arab untuk mensukseskan tujuan pengajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian, dan dari penilaian akan dapat dimanfaatkan sebagai Feedback (umpan balik) bagi perbaikan pengajaran lebih lanjut.

Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran Bahasa Arab.

Dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak didiknya. Sedangkan anak didik adalah subjek yang menerima pelajaran/ilmu pengetahuan dari guru. Ilmu pengetahuan adalah alat yang sangat penting dalam proses itu. Tanpa ilmu pengetahuan proses itu tidak akan berlangsung, sebab ilmu pengetahuan adalah substansi proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari, bahwa ilmu pengetahuan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran dan bahkan untuk mencapai tujuan jangka panjang, yakni tujuan pendidikan Nasional.

Kemudian dalam proses interaksi belajar mengajar, metode yang diperlukan oleh seorang guru bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli pendidikan.

Untuk pengajaran bahasa, para ahli telah menemukan dan mengemukakan berbagai macam metode mengajar di bidang bahasa, terutama untuk bahasa asing. Hal itu disebabkan cara mengajar bahasa asing kepada anak didik harus menggunakan metode-metode tertentu sesuai dengan karakteristik bahasa asing itu sendiri. Bahasa Inggris misalnya cara mengajarkannya berbeda dengan Bahasa Arab, walaupun pada dasarnya keduanya sama-sama bahasa asing.

Prof. H. Mahmud Yunus dalam bukunya “Metodik Khusus Bahasa Arab (Bahasa Al-Qur’an)” mengemukakan empat macam metode mengajar Bahasa Arab, yakni metode lama (metode Alif Ba-Ta) metode suara, metode kata-kata dan metode kalimat. Selanjutnya metode mengajar Alif Ba-Ta ini untuk sekarang mulai kurang diperhatikan dan jarang dipakai, karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan masyarakat modern. Metode Alif Ba-Ta dianggap kurang efektif dan efisien dalam pengajaran Al-qur’an. Sebagai pengantinya, diterapkanlah metode CBSA dengan seperangkat buku pedomannya yang diberi nama “IQRA” yang terdiri dari enam jilid, inilah metode modern dalam pengajaran Al-qur’an yang sedang dipopulerkan di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan. Metode IQRA ini pun sudah diterapkan dalam proses interaksi belajar mengajar disekolah, terutama di Sekolah Dasar untuk bidang studi Al-qur’an.

Metode apa pun bisa digunakan dalam pengajaran bahasa asing, selama penggunaannya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Namun sebaiknya guru mempergunakan metode-metode mengajar bahasa asing itu sendiri. Sebab terkadang penggunaan metode-metode lain tidak cocok untuk mengajarkan bahasa asing yang memiliki karakteristi tersendiri.

B. Proses Pengelolaan Pengajaran Bahasa Arab.

Dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi antara guru dan anak didik merupakan kegiatan yang dominan. Dalam kegiatan itu, guru tidak hanya mentransfer ilmu pengatahuan, tetapi juga mentransfer nilai-nilai kepada anak didik sebagai subjek yang belajar.

Meskipun guru berperan sebagai medium, namun guru tidak akan dapat melaksanakan peranannya bila guru tidak menguasai bahan pelajaran sebelum melaksanakan tugas mengajar di muka kelas. Hal ini terutama untuk memudahkan guru melaksanakan perencanaan pembuatan (“Satuan Pelajaran”) sebagai awak dari seluruh kepengajaran.

Materi pembelajaran/bahan pelajaran adalah hal-hal yang menjadi isi proses pembelajaran yang akan dikuasai oleh siswa. Pokok bahasan materi pelajaran tersebut tertuang dalam GBPP mata pelajaran Karakteristik Materi Pelajaran Bahasa Arab adalah sebagai berikut :

a. Bahasa Arab mempunyai 2 fungsi, yakni sebagai alat komunikasi antar manusia dan sebagai bahasa agama (Islam).

b. Mengenal bunyi dan alat ucap yang melahirkannya. Melahirkan ilmu fonetik, mengenal perbedaan makna, melahirkan ilmu fonologi, mengenal pembentukan kata, melahirkan ilmu morfologi, mengenal struktur kalimat, melahirkan ilmu sintaksis dan untuk memahami makna melahirkan ilmu sematik.

c. Disamping ilmu-ilmu tersebut di atas, Bahasa Arab yang memiliki ilmu-ilmu lain, seperti ilmu bayan (gaya bahasa), ilmu badi (keindahan kata dan makna), ilmu arud (pola syair) dan kawafi (bunyi-bunyi pada akhir bait puisi).

Adapun pendapat-pendapat yang lain akhirnya diambil kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam mengelok proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Kemampuan merencanakan pengajaran.

2. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Kemampuan mengevaluasi/penilaian pengajaran.

C. Deskripsi Singkat Tentang Rencana Pelaksanaan dan Penilaian.

  1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui guru pada setiap proses belajar mengajar (PBM). Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatunya agar PBM yang akan dilaksanakan guru dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dan anak didik ikut aktif dalam aktivitas belajar, proses belajar mengajar dikatakan efektif bila proses belajar mengajar yang menggunakan bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud proses belajar mengajar yang efisien adalah proses belajar mengajar yang menggunakan semua bahan pelajaran dapat dipahami anak didik dan dikuasai.

Dalam merencanakan program pengajaran, langkah pertama yang dilakukan guru adalah merumuskan tujuan instruksional/tujuan pembelajaran. Tujuan instruksional inilah nantinya yang akan dijadikan pedoman guru dalam proses belajar mengajar. Tujuan instruksional memang salah satu sisi kegiatan yang harus dilakukan guru dalam tahap perencanaan aktivitas proses belajar mengajar. Unsur-unsur lainnya masih ada, yang kesemuanya harus ada dalam satuan pelajaran. Hal ini telah dirumuskan oleh Dr. Nana Sudjana dan Drs. Noeng Arifin sebagai berikut :

1. Merumuskan Tujuan Pengajaran

2. Menetapkan Bahan Pelajaran

3. Kegiatan Belajar Siswa

4. Metode Mengajar dan Alat Bantu Mengajar

5. Penilaian.

Dalam persiapan/perencanaan mengajar, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan guru, semua faktor itu sebagai penentu dalam pemilihan aktivitas interaksi belajar mengajar. Drs. J. J. Hasibuan, Dip. Ed dan Drs. Moerdjiono merumuskan sebagai berikut :

1. Tujuan (Pengetahuan, keterampilan, nilai yang ingin dicapai)

2. Isi mata pelajaran

3. Siswa

4. Pengajar

5. Ekonomi Administrasi

II. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan aktivitas interaksi belajar mengajar dengan berpedoman pada persiapan pengajaran yang telah dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan urutan yang telah diprogramkan secara sistematis dalam tahap persiapan.

Dalam proses interaksi belajar mengajar, meski persiapan mengajar telah dipersiapkan sebagai langkah awal, namun guru tetap memperhatikan prinsip-prinsip mengajar, yakni :

1. Perhatian : membangkitkan perhatian anak didik.

2. Aktivitas.

3. Apersepsi “menghubungkan dengan apa yang dikenal anak didik.

4. Peragaan.

5. Ulangan.

6. Korelasi.

7. Konsentrasi.

8. Individualisme.

9. Sosialisasi.

10. Evaluasi.

Prinsip-prinsip mengajar di atas adalah sebagai pedoman umum bagi guru dalam melaksanakan pengajaran. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip mengajar itu guru akan mudah melaksanakan tugas mengajar di depan kelas.

Dalam pelaksanaan program interaksi belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan. Setelah itu guru memberikan bahan pelajaran, kemudian pada bagian akhir pelajaran guru mengadakan post test sebagai akhir dari seluruh proses interaksi belajar mengajar.

III. Tahap Penilaian

Penilaian terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya, penilaian harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pengajaran. Penilaian proses bertujuan menilai efektifitas dan efesiensi kegunaan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan, program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran penilaian proses adalah komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan masukan proses maupun dengan keluaran, dengan semua dimensinya.

Ada lima aspek yang minimal harus diketahui oleh guru agar ia dapat menentukan strategi pengajaran sesuai dengan kondisi peserta didik. Antara lain :

a. Kemampuan Peserta Didik

b. Minat, Perhatian dan Motivasi Belajar Peserta Didik

c. Kebiasaan Belajar

d. Pengetahuan Awal dan Prasyarat

e. Karakteristik Peserta Didik.

Pada bagian ini proses interaksi belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh anak didik setelah diberikan dan untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi proses interaksi belajar mengajar yang telah dilakukan. Untuk mengetahui apakah anak didik telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan perlu diadakan pos test sebagai bagian akhir dari proses interaksi belajar mengajar. Bentuk dan jenis test yang dipergunakan untuk mengetahuinya bisa dengan berbagai cara, namun tetap berpedoman pada tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran. Tepat tidaknya guru mengadakan evaluasi tergantung pada kompotensi guru dalam penyusunannya.

Kesalahan dalam perbuatan alat evaluasi bisa berakibat pada oenilaian yang biasa. Data yang diterimapun tidak akurat. Akibat selanjutnya, anak didik benyak jadi korban penilaian yang keliru. Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan masalah evaluasi ini, sehingga fungsi evaluasi benar-benar terlaksana dengan baik dan benar.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam pengelolan interaksi belajar mengajar, guru harus menyadari, bahwa pendidikan tidak hanya dirumuskan dari sudut normatif. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar adalah untuk menanamkan suatu nilai kedalam diri siswa. Sedangkan proses tekhnik adalah sebuah kegiatan praktis yang berlangsung dalam suatu masa untuk menanamkan nilai tersebut kedalam diri siswa, yang sekaligus untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akhir dari proses interaksi belajar mengajar diharafka siswa merasakan perubahan-perubahan dalam dirinya. Untuk memahami perubahan perubahan yang terjadi itu dapat dilihat dari jangkauan kemampuan seperti kognitif domain, efektif domain dan psychomotorik domain.


Daftar Pustaka

Buku Kurikulum bahasa arab 2004. depag

Pengelolaan Pengajaran . Drs. H. Ahmad Rohani H. M dan Drs. H. Abu Ahmadi. Rineka Cipta.

Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Drs. Syaiful bahri Djamarah. Surabaya. Usaha Nasional.

Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Drs. B. Suryosubroto. Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar